By. M. Soleman Tekege,
Seorang Raja mengadakan sayembara dan akan
memberi hadiah yang melimpah kepada siapa saja yang bisa melukis
tentang kedamaian. Ada banyak seniman dan pelukis berusaha keras
untuk memenagkan lomba tersebut. Sang Raja berkeliling
melihat-lihat hasil karya mereka. Hanya ada dua buah lukisan yang
benar-benar paling disukainya. Tapi, sang Raja harus memilih satu
diantara keduanya.
Lukisan pertama menggambarkan sebuah telaga yang tenang.
Permukaan telaga yang itu bagaikan cermin sempurna yang
mematulkan kedamaian gunung-
gunung yang tenang menjulang mengitarinya. Di atasnya terpampang
langit biru dengan awan putih berarak-
arak. Semua yang mandang lukisan ini akan
berpendapat, inilah lukisan terbaik mengenai kedamaian.
Lukisan kedua menggambarkan pegunungan juga. Namun tampak kasar dan gundul.
Di atasnya terlukis langit yang gelap dan merah menandakan
turunnya hujan badai, sedangkan tampak kilat menyambar-nyambar
liar. Disisi gunung ada air terjun deras yang berbuih-buih, sama
sekali tidak menampakkan ketenangan dan kedamaian. Tapi, sang
raja melihat sesuatu yang menarik, Di balik air terjun itu tumbuh
semak-semak kecil diatas sela-sela batu. Didalam semak-semak itu
seekor induk burung pipit meletakkan sarangnya.
Jadi,ditengah-tengah riuh rendahnya air terjun, seekor induk
Pipit sedang mengerami telurnya dengan damai. Benar-benar damai.
Lukisan manakah yang memenangkan lomba?
Sang Raja memilih lukisan nomor dua.
Tahukah Anda mengapa?
karena jawab sang Raja,
"Kedamaian bukan berarti Anda harus berada di tempat yang tanpa
keributan, kesulitan atau pekerjaan yang keras dan sibuk.
Kedamaian adalah hati yang tenang dan damai, meski Anda berada di
tengah-tengah keributan luar biasa."
"Kedamaian hati adalah kedamaian sejati."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar