Powered By Blogger

Kamis, 27 Januari 2011

PANTAI

PANTAI
Hamparan pasir putih
memberi kenyamanan
warna pasir bersinar
begitu mata memandang

Angin yang berembus sepoi-sepoi
membuat kita melayang
memeberikan kesejukan
dan ketenangan diri

Air yang membasahi jemari kaki
nyaman dan menyegarkan
Air panas terasa di siang hari
dan dingin di malam hari

Betapa bahagianya kita telah diberikan pantai gedo seindah ini
betapa sayangnya TUHAN pada kita
Leczhy Degey
Puluhdadi 27 Januari 2011

suaraku

SUARAKU
Suaraku Laksana Terompet Kemenangan Meneriakkan Keceriaan Hatiku Di Saat Aku Merasah Sedih.
Suaraku Ibarat Angin Yang Berlari Kencang Tidak Melihat Apa Yang Dilihatnya

MENJADI PEMIMPIN BUKAN BOSS

MENJADI PEMIMPIN BUKAN BOSS

Kita tahu bahwa TUHAN Yesus adalah sosok yang dapat kita teladani. Bila kita ingin menjadi seorang pemimpin yang baik, kita bisah mencontoh sikap Tuhan Yesus, contoh yang paling jelas adalah ketika Tuhan Yesus membasuh kaki para murid-Nya. Padahal pada masa itu tradisi “membasuh kaki orang lain” menunjukkan betapa sangat rendahnya seseorang yang mau membasuh kaki orang lain. Trasi itu di lakukan untuk memberikan penghormatan pada orang yang lebih mulia . dan tradisi ini hanya dilakukan oleh seorang hamba pada tuannya. Tindakan itu menunjukkan teladsan yang baik yang diberikan oleh allah kita? Menjadi seorang pemimpin yang mau melayani orang lain bukan seperti boss yang menuntut, memerintah, bahkan mengambil keuntungan bagi dirinya sendiri.
Ada beberapa kalimat yang menunjukkan perbedaan seorang boss dan pemimpin yaitu :
seorang boss mempekerjakan bawahannya; tetapi seorang pemimpin memahami mereka,
Seorang boss mengandalkan kekuasaannya; tetapi seorang pemimpin mengandalkan kemauan baik. Seorang boss menimbulkan ketakutan; tetapi seorang pemimpin memancarkan kasih.
Seorang boss mengatakan aku tetapi seorang pemimpin mengatakan kita
Seorang boss menunjukkan siapa yang bersalah; tetapi seorang pemimpin menunjukkan apa yang salah.
Seorang boss tau bagimana sesuatu di kerjakan; tetapi seorang pemimpin tau bagimana mengerjakannya.
Seorang boss menuntut rasa hormat; tetapi seorang pemimpin membangkitkan rasa hormat.
Seorang boss berkata pergi; tetapi seorang pemimpin berkata mari kita pergi
Maka dari itu jadilah seseorang pemimpin bukan seorang boss, menjadi pemimpin tidak berarti jadi caleg ataupun presiden. Seorang ketua organisasi juga seorang pemimpin di antara teman teman seanggotanya. Kepala rumah tangga yang mau dengan suka cita melayani keluarganya. Tidak hanya berpangku tangan memerintah teman mainnya dengan seenaknya jadi pemimpin juga tidak harus memimpin orang lain tetapi mulailah dengan menjadi pemimpin bagi diri kita sendiri.
Leczhy Degey

Selasa, 18 Januari 2011

FRONT PEPERA PB MENGGELAR SIARAN PERS SIKAPI KONTROVERSI PEMILIHAN MRP JILID II

“Segera Hentikan Berbagai Manufer Kepentingan”, demikian tema Siaran Pers yang digelar pada Senin, 17 Januari 2011 oleh Ketua Umum Eksekutif Nasional Front PEPERA PB (Selpius Bobii) pada jam 11.00 s/d 12.00 WPB di Pendopo Asrama Tunas Harapan Padang Bulan - Abepura – Jayapura- Papua. “Perekrutan dan Pemilihan MRP yang kini menjadi kontroversi dilaterbelakangi oleh dua kepentingan besar”, demikian ungkap Selpius Bobii. “Kepentingan pertama datang dari Negara untuk mengamankan kepentingan politiknya di Tanah Papua, yakni menjaga keutuhan NKRI; dan kepentingan ini dilaksankan oleh kekuatan Negara antara lain: BIN, BAIS, BAKIN, TNI, POLRI dan apparatus pemerintahan dan DRP serta kelompok-kelompok kepentingan yang mengejar kepentingan ekonomi semata. Dalam mengamankan kepentingan Negara, apparatus pemerintah dan kelompok-kelompok kepentingan yang nafsu Jabatan dan kekayaan ini diback up oleh negara dengan dana dan dilengkapi fasilitas yang memadai. Kelompok kepentingan kategori kedua adalah pejuang aspirasi murni rakyat bangsa Papua yang dipandang oleh Negara Indonesia serta kaki tangannya sebagai musuh Negara. Negara memandang mereka menjadi musuh karena mereka memperjuangkan keadilan dan kebenaran, termasuk hak penentuan nasib sendiri”, katanya.

Lanjutnnya “Perekrutan dan pemilihan MRP didorong oleh kelompok-kelompok kepentingan dan pemerintah yang mengamankan kepentingan politik Jakarta, yakni menjaga keutuhan NKRI dan sebagai balas jasanya tentu mereka mendapatkan jabatan serta sarana yang memadai. Jika pemilihan MRP dan berujung pada pelantikan MRP, maka bangsa Papua tidak akan pernah mengakui keberadaan MRP karena pertama: bangsa Papua dari awal penerapan OTSUS telah menolak; kedua, pada tanggal 12 Agustus 2011 masyarakat adat Papua (273 suku) melalui DAP telah mengembalikan OTSUS, juga pada tanggal 18 Juni 2010 di mana MRP bersama orang asli Papua mengantar hasil musyawarah yang digelar pada tanggal 9 dan 10 Juni 2010 yang disahkan oleh MRP pada tanggal 16 Juni 2010. Jika MRP tetap dipaksakan dipilih dan dilantik, maka bangsa Papua menganggap MRP itu illegal karena orang-orang yang duduk di MRP bukan representasi kulturan orang Papua, akan tetapi representasi kultural ras melayu. Walaupun mereka yang akan duduk adalah orang Papua berambut keriting dan berkulit hitam, akan tetapi mereka berwatak ras melayu demi mengamankan kepentingan Negara Indonesia di tanah Papua dan untuk memperpanjang penindasan. MRP yang sedang dipaksakan direkrut dan dipilih dalam rangka memperjuangkan hak-hak dasar ras melayu, bukan untuk memperjuangkan ras Melanesia (etnis Papua), serta mengamankan paket politik OTSUS Papua. Bangsa Papua menganggap OTSUS, termasuk MRP sudah tidak ada sejak pengembalian OTSUS pada tahun 2005, tegas Bobii dalam siaran pers yang dihadiri dan diliput oleh pelbagai media massa.

Berikut ini materi siaran persnya, silahkan membaca dan tolong disebarkan ke sesama jaringan yang Anda kenal. Salam Pembesan.
EKSEKUTIF NASIONAL FRONT PERSATUAN PERJUANGAN RAKYAT PAPUA BARAT

(EKNAS FRONT PEPERA PB)

Sekretariat: Padang Bulan II – Abepura – Jayapura – Papua

=============================================================================

Press Release



“Segera Hentikan Berbagai Manufer Kepentingan”

Pemilihan MRP kini menjadi polemik antara masyarakat dan pemerintah, antara masyarakat dan juga antara pemerintah. Kontroversi atas perekrutan dan pemilihan MRP terjadi karena adanya unsur kepentingan. Kepentingan ini dibagikan ke dalam dua kategori besar; kategori pertama: pengejar kepentingan Ekonomi dan Politik semata; kategori kedua: pengejar kepentingan murni aspirasi bangsa Papua. Pengejar kepentingan kategori pertama terdiri oleh kelompok-kelompok kepentingan dan sistem pemerintah yang diback up oleh kekuatan Negara. Kelompok kepentingan ini ada yang murni hanya mengejar kepentingan pribadi, yakni nafsu kekuasaan dan ekonomi semata (kelompok abu-abu), di mana kelompok ini hanya memanfaatkan fasilitas dan kemudahan dari Negara hanya untuk memperkaya diri, keluarga dan golongan semata; ada pula yang mempertahankan kekuasaan dan ekonomi sambil mempertahankan keutuhan NKRI dengan cara menghalalkan segala cara, termasuk membasmi orang Papua. Operasi militer yang dilakukan oleh aparat keamanan yang mana mengorbankan rakyat sipil yang tak bersalah dilegalkan oleh Negara dan para pelaku terlindung dari jeratan hukum karena para aparat keamanan itu melakukan tugas Negara.

Kategori kedua adalah orang Papua dan simpatisan yang benar-benar terpanggil dan dengan murni memperjuangkan keadilan dan menyuarakan kebenaran. Kategori kedua adalah orang-orang yang dibenci dan bahkan dalam kategori tertentu dipandang oleh Negara Indonesia sebagai musuh Negara. Orang-orang Papua dan simpatisan yang tergolong dalam kategori kedua ini menjadi sasaran operasi oleh kekuatan Negara, yakni BIN, BAIS, BAKIN, TNI dan POLRI, juga menjadi musuh aparatus pemerintah Indonesia.

Orang-orang yang masuk dalam kategori pertama yang diback up oleh kekuatan Negara melakukan pelbagai manufer kepentingan dengan pelbagai skenario hanya untuk mempertahankan konflik di tanah Papua yang tujuannya adalah memperpanjang penindasan dan memusnahkan orang Papua serta menguasai tanah dan merampas kekayaan alam Papua dan juga gelombang migrant yang menduduki di tanah Papua dengan pelbagai kepentingan, salah satunya merampas peluang hanya untuk memperkaya diri dan keluarga.

OTSUS Papua menjadi jembatan yang ampuh untuk memusnahkan orang Papua secara pelan dan pasti serta menguasai tanah sambil merampas kekayaan alam Papua. Diera OTSUS masih diterapkan pelbagai manufer pemusnahan secara nyata dan terselubung dilancarkan oleh Negara; seiring dengan itu para migrant gelap pulang pergi lewat jalan laut dan udara. Tanah Papua kini dipenuhi oleh masyarakat migrant dari luar Papua. Mereka terdorong oleh pelbagai kepentingan, terutama kepentingan ekonomi. Karena itu pusat-pusat kota dikuasai oleh masyarakat migrant hanya untuk mengusai pusat-pusat perekonomian. Dana OTSUS yang dikucurkan triliun rupiah setiap tahun mengalir kembali kepada masyarakat migrant dan Negara.

Sementara pemerintahan OTSUS Papua menjadi boneka dari Jakarta. Walaupun pemerintah pusat memberikan kewenangan khusus bagi Papua untuk mengurus rumah tangganya, namun pemerintah pusat mengibiri kewenangan yang diberikannya dengan melakukan manufer politik dan tekanan serta intervensi.

OTSUS Papua telah menciptakan kesempatan yang emas untuk mencapai kenikmatan sesaat bagi mereka yang nafsu jabatan dan kekayaan semata. Ironisnya kebanyakan aktifis Papua Merdeka yang berbicara lantang dalam memperjuangkan keadilan dan menyuarakan kebenaran telah terbuai dengan kelicikan pemerintah Indonesia yang menawarkan pelbagai kesempatan yang mengiurkan, yakni jabatan dan fasilitas mewah. Kebanyakan aktifis yang lompat ke dalam sistem, lupa dengan penderitaan rakyat Papua.

Peluang yang diciptakan oleh Negara Indonesia dalam paket politik OTSUS Papua adalah sebuah kesempatan untuk mengantar bangsa Papua pada sebuah kehancuran tanah dan kepunahan etnis Papua. Kebanyakan orang Papua yang ada dalam sistem pemerintahan dan juga kelompok abu-abu lain yang berada di luar sistem telah terbuai dengan pelbagai tawaran murahan yang mengiurkan, namun menghancurkan.

OTSUS Papua dapat disimbolkan sebagai naga tua Jakarta yang ekornya dikendalikan dari Jakarta, sedangkan kepalanya berada di Tanah Papua menghancurkan dan memusnahkan tanah dan orang Papua. Racunnya telah menghancurkan sendi-sendi hidup orang Papua, dan bahkan mematikan orang Papua. Orang Papua tertentu, khususnya orang Papua abu-abu yang ada di dalam dan di luar sistem telah terbuai dengan kelicikan naga tua-OTSUS ini. Orang Papua tidak sadar bahwa kepala naga ada di Tanah Papua, maka orang Papua dan kekayaan alam Papua serta dana OTSUS diterkam dan dibuang ke Jakarta karena memang ekornya dikendalikan dari Jakarta.

Naga adalah ular yang penuh dengan kelicikan, maka naga OTSUS telah, sedang dan akan melakukan manufer kebohongan. Terbukti bahwa ketika ada sorotan dari manca Negara, Jakarta mengatakan bahwa yang menggagalkan OTSUS adalah orang Papua sendiri yang mana kepala pemerintahan dikepalai oleh orang Papua; sementara pemda propinsi di tanah Papua menyangkal tuduhan Jakarta dengan mengatakan bahwa Jakarta yang menggagalkan OTSUS Papua karena Jakarta tidak sepenuhnya memberikan kewenangan sepenuhnya kepada orang Papua sesuai amanah UU No. 21 Tahun 2001 Tentang Pemeritahan OTSUS Papua dan membeberkan pelbagai alasan lain hanya untuk menghindar dari pelbagai tuduhan Jakarta.

Saling lembar tanggung jawab dan tuding-menuding ini terjadi karena memang OTSUS adalah naga tua yang penuh dengan kelicikan (kebohongan). Dalam hal ini naga tua OTSUS ini juga menjadi bola liar. Jakarta menendang bola OTSUS ke pemda propinsi di Tanah Papua; dan sebaliknya Pemda juga menendang bola OTSUS ke Jakarta. Bola OTSUS juga sering kali menjadi sebuah ajang persaingan antara kelompok kepentingan (abu-abu) baik itu kelompok migrant dan juga orang Papua tertentu yang mengejar kepentingan kekuasaan dan kekayaan atau memanfaatkan isu politik Papua merdeka hanya untuk kepentingan ekonomi semata. Banyak aktifis Papua terbuai dengan naga tua – OTSUS akhirnya lompat pagar masuk dalam sistem.

Bola liar OTSUS ini berubah juga menjadi bola panas OTSUS. Bola panas OTSUS ini telah, sedang dan akan membumi-hanguskan sendi-sendi hidup bangsa Papua, membumi-hanguskan tanah dan kekayaan alam Papua; serta memusnahkan orang Papua secara pelan tapi pasti. Bola panas OTSUS juga telah membangkitkan kemarahan antara pemda propinsi di Tanah Papua dan Jakarta; juga di antara pemerintah dan masyarakat di Tanah Papua. Bola panas OTSUS terus membara membakar rumah Papua dan isinya.

Kapan naga tua OTSUS akan mati? Kapan bola liar OTSUS akan dihentikan? Kapan bola panas OTSUS akan diredahkan? Menurut pandangan bangsa Papua OTSUS Papua sudah mati ketika masyarakat adat Papua pada tanggal 12 Agustus 2005 mengembalikan OTSUS Papua; ternyata OTSUS Papua yang sudah mati itu dihidupkan kembali oleh orang Papua tertentu melalui perekrutan dan pemilihan MRP periode pertama (2005 s/d 2010); juga dihidupkan kembali oleh orang Papua tertentu yang ada dalam sismtem, khususnya legislatif (DPR) yang ada di tanah Papua serta eksekutif di tanah Papua (Gubernur dan bupati); serta kelompok-kelompok kepentingan lainnya, seperti LMA yang pembentukannya diback up oleh Negara Indonesia yang tujuannya mengamankan kepentingan Negara dan melahirkan konflik horizontal.

Ada yang mengatakan OTSUS telah mati melalui musyawarah bersama MRP dan orang asli Papua pada tanggal 9 dan 10 Juni 2010 yang melahirkan 11 rekomendasi yang di antar ke DPRP pada tanggal 18 Juni 2010; namun OTSUS Papua itu masih dihidupkan kembali oleh orang Papua tertentu yang ada dalam sistem dan juga kelompok kepentingan yang ada di luar sistem. OTSUS dihidupkan kembali dengan pelbagai cara, antara lain: pemda propinsi dan DRP di Tanah Papua mempertahankan OTSUS dan menerima dana OTSUS, selain itu kini ada upaya untuk perekrutan dan pemilihan MRP periode ke dua. Ada orang Papua, khususnya MRP periode pertama pun mencalonkan diri kalaupun 11 rekomendasi itu justru mereka yang memfasilitasi dan mensyahkannya menjadi keputusan MRP. Ada pula aktifis Papua yang berbicara berbusa-busa di depan massa aksi, atau lewat media massa memperjuangkan keadilan dan kebenaran pun terbuai dengan naga tua OTSUS ini, akhirnya ada aktifis Papua merdeka pun berlomba-lomba mendaftarkan diri untuk meramaikan bursa pemilihan MRP dan mereka pun bermimpi bahwa akan perjuangkan hak-hak dasar orang asli Papua.

MRP adalah anak naga tua (OTSUS). Anak naga OTSUS (MRP) ini gigi taringnya telah dicopot oleh pemerintah, maka ia tak dapat mencengkram, menggigit dan menangkap sesuatu. Buktinya 22 perdasus yang dirancangnya telah ditolak oleh pemegang ekor naga induk di Jakarta. Jika MRP yang adalah anak naga dari naga tua OTSUS itu tak memiliki gigi taring, mengapa orang-orang Papua tertentu ini berlomba-lomba dalam bursa perekrutan dan pemilihan MRP periode ke dua? Hendak melakukan apa jika terpilih menjadi anggota MRP? Apakah hendak menjadi anak naga yang tidak produktif karena gigi taringnya telah dicopot? Apa yang hendak disumbangkan bagi orang asli Papua? Apakah hendak mengejar duit yang dimuntahkan oleh naga tua-OTSUS? Bukankah duit yang dimuntahkannya akan ditelannya kembali ke Jakarta melalui masyarakat migrant dan para pejabat serta konglomerat kelas kakap? Berhentilah bermimpi menjadi MRP.

Dari uraian di atas sampailah kita pada satu pernyataan kunci: “orang Papua tertentu telah tertipu oleh naga tua Jakarta alias OTSUS dan anak naga alias MRP”. Apakah orang Papua tertentu itu masih tetap ditipu dan terbuai oleh naga tua OTSUS dan anak naga MRP? Ataukah hendak sadar dan mengambil sikap serta merapatkan barisan bersama rakyat dan komponen bangsa Papua yang menolak paket politik OTSUS Papua dan anaknya MRP, dan selanjutnya bersama memperjuangkan keadilan dan menyuarakan kebenaran?

Kami selaku aktifis Papua yang tidak tertipu dan tidak terbuai oleh naga tua OTSUS dan anak naga MRP menyatakan dan menyerukan bahwa:

1. Adalah saatnya bagi orang Papua tertentu yang ada dalam sistem dan di luar sistem yang telah & sedang tertipu oleh naga tua–OTSUS & anak naga – MRP untuk segera sadar, bersatu dan bergabung dalam barisan pejuang Papua untuk melakukan perlawanan terhadap pelbagai penindasan dalam segala dimensi kehidupan orang Papua yang dilancarkan oleh Negara Indonesia & koroni-koroninya.

2. Bagi orang Papua yang melacurkan diri oleh kelicikan naga tua OTSUS dan anak naga MRP segera mengawal 11 rekomendasi yang diantar orang asli Papua dan MRP pada tanggal 18 Juni 2010 ke DPRP.

3. Bagi orang Papua yang terbuai dengan kebohongan naga OTSUS yg kini berusaha menggantikan anak naga yg kedua, yakni MRP periode 2011-2016 segera berhenti dari perekrutan dan pemilihan MRP.

4. Diserukan kepada rakyat Papua yang telah dan sedang tertipu maupun tidak tertipu oleh naga tua OTSUS dan anak naga MRP segera rapatkan barisan untuk melakukan demonstrasi yang akan dikoordinir oleh pimpinan Gereja di Tanah Papua.

5. Segera hentikan manufer kepentingan ekonomi dan politik semata oleh Negara dan oleh kelompok-kelompok kepentingan yang diback up oleh kekuatan Negara Indonesia dan sekutunya.

6. Berikan ruang demokrasi (kebebasan berpendapat) bagi rakyat bangsa Papua.

7. Stop politik adu domba antara orang Papua, alias stop “devide et impera” yang diterapkan Negara Indonesia di tanah Papua.

8. Pemerintah segera membubarkan LMA yang dibentuk dengan tujuan mengamankan kebijakan pemerintah dan yang pada akhirnya menciptakan konflik horizontal di antara orang asli Papua.

9. Pemerintah segera hentikan perekrutan dan pemilihan MRP yang dilakukan melalui kesbang pol di Tanah Papua serta bubarkan MRP boneka Jakarta.

10. OTSUS sudah dikembalikan oleh pemegang kedaulatan yang ada di Tanah Papua, maka bubarkan pemerintahan OTSUS Papua yang menjadi lambang pemerintahan naga tua, alias lambang kejahatan kemanusiaan orang Papua dan mengkhianati perjuangan hak kedaulatan bagi bangsa Papua.

11. Stop taktik membumi-hanguskan tanah dan kekayaan serta pemusnahan etnis Papua melalui pelbagai manufer yang terselubung dan nyata oleh Negara melalui jalur-jalur yang dibangunnya.

12. Bangsa Papua menanti Negara Indonesia BERDIALOG yang difasilitasi oleh pihak ketiga (negara) yang netral untuk membicarakan pelbagai kompleksitas permasalahan di tanah Papua agar mendapatkan solusi terbaik bagi penyelesaian sengketa atas Papua Barat.



Demikian siaran pers ini dibuat dengan sesungguh-sungguhnya; harapan kami dapat diperhatikan dan dilaksanakan oleh pihak-pihak terkait hanya demi menyelamatkan manusia dan tanah Papua dari bahaya pemusnahan etnis dan penghancuran.



“Keselamatan bagi jiwa-jiwa yang terbelenggu tirani penindasan adalah hukum tertinggi”



Port Numbay: Senin, 17 Januari 2011



“Persatuan Tanpa Batas, Perjuangan Sampai Menang”





SELPIUS BOBII

(Ketua Umum)



Catatan: Tolong Foto Copy materi siaran pers ini dan dibagikan kepada sesama Anda. Elohim-YHWH akan memberikan berkat yang setimpal dengan amal baik Anda. Teriring salam dan hormat.

REFLEKSI KULTUR-FILOSOFIS MENGENAI PERKATAAN ‘GA I’

(Manfed Mote )

Refleksi Kultur-Filosofis yang disajikan berikut ini adalah refleksi atas pengertian dan nilai-nilai yang terkandung di dalam perkataan “GAI” atau pun perkataan yang digabungkan dan gabungan dengan ‘GAI’. Semua yang akan diutarakan ini adalah pengertian-pengertian yang terkandung di dalam ungkapan-ungkapan yang dapat didengar, dilihat dan dialami dalam kehidupan keseharian yang rutin, biasa dan lazim.
1. Pengertian ‘G A I’ secara etimologis
Perkataan ‘GAI’ di dalam bahasa Mee mengandung beberapa pengertian:
GAI berarti “awas”. Pengertian ‘awas’ ini misalnya kita jumpai dalam kalimat berikut ini: dengan kaget campur rasa takut seorang ibu berkata kepada anaknya: “Hai, anakku! Awas itu ular!” (Gootoki ma wedaa ma ukamee idana ka yokaamee kou dani eteega: “Ee anii yoka, koyu ouu kou Gai” eteega).
GAI berarti “hati-hati”. Pengertian ‘hati-hati’ misalnya dapat kita jumpai dalam kalimat: sebelum menyeberang sebuah titian yang licin, seorang kakak berkata dan menasehati adiknya: “Adikku, hati-hati menyeberang!” (Dabaa kotto enaa ki amo adii beugaa kodaa, aikamee idaa kida wenekamee kidi koudani eteeg: “Anii wenekai Gaa yake koto kou amo adii” eteegi).
GAI berarti “Waspada”. Pengertian ‘waspada’ pun dapat kita jumpai dalam contoh kalimat berikut ini: seorang kakek menasehati cucunya yang sudah berkeluarga, katanya: “Anakku waspadalah! Jangan sampai fondasi keluarga hancur berantakan!” (Adama idana naka, muumanee, wakaago naki koukadi eteegi: “Anii muuma, uguu kabo agee kabo tiyagiyoo miyoo kai ko gai eteegi”).
GAI berarti “Ingat”. Pengertian ‘ingat’ pun dapat kita jumpai dalam contoh kalimat berikut: sambil memukul anaknya yang pulang ke rumah pada waktu malam, seorang bapak berkata: Ingat! Sore harus pulang ke rumah”. (Yokamee naki waneida meeyake, wageete manaa koudani eteegi: “Gai! Owapaa mei ko uwataa kookaa eteegi”).
GAI berarti “Camkan Baik-Baik”. Pengertian ‘camkan baik-baik’ dapat pula kita temui di dalam contoh kalimat berikut ini: ketika seorang bapak menemukan anak putrinya yang sulung sedang mencuri sebuah petatas, sambil menampar pipinya, sang ayah menasehati, katanya: “Camkan baik-baik!, Mencuri itu dilarang oleh adat” (Meibo idaana ki, yokaumaumee notaa maneena omaa moteiyogoo edoomakiyake okaiya amaimu taapa wageete manaa ko koudani eteegi: “Gai, omaa motii ko daa ko ka eteegi”).
GAI berarti “Pikir baik-baik”. Pengertian ‘pikir baik-baik’ juga dapat kita temui dalam contoh kalimat berikut ini: sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir, seorang tete memanggil semua anak-cucunya dan setelah semuanya duduk di dekatnya, ia berkata: “Anak-anakku pikir dan pikir baik-baik, Jikalau kamu adalah anak-anak manuia maka kamu harus berpikir” (Dimiipuye wadoo goodoke tai beu yato gaa koda, adaama idana kii okai yokaane mumaane manaa tiyaake, okai watiiya oo aniimake tiyaake ko koudani eteegi: “Anii yokaane gai, gai epeepi, ikii ko mee kitouyogoo ko dimii Gai, eteegi”).
GAI berarti “pertimbangan baik-baik”. Pengertian ‘pertimbangan baik-baik’, kita dapat jumpai dalam contoh kalimat berikut ini: Karena dua anak gadis serentak jatuh cinta kepada anak puteranya yang sulung, sebelum hendak membayar mas kawin, sang ayah menasehati dan berkata: “Anakku, pilihlah salah seorang di antara dua gadis itu namun pertimbangkan baik-baik sebelum menentukan pilihannya” (Apii yokaaga wiya nako yokaibomee nakiipa idee etiyake, mege makii beu gaa koda nakaamee kida yokaamee kidi koudani eteegi: “Anii yokaibo, kou wiya kou dogoo mee idaana nako epii egaa tigaa tiyake epii witokee timotii eteegi”).
GAI berarti “Harus Selektif”. Pengertian ‘harus selektif’, terdapat dalam kalimat berikut ini” Suatu hari seorang kakek berkata kepada anak-cucunya, begini: “Anak-cucuku terkasih, haruslah selektif memilih kata-kata sebelum hendak berbicara” (Nagoo kou ko yokaane-mumaane nakoudopa adama nakaa koudani eteegii: “Anii yokaane-mumaaneido, manaa wegaine yatoo ko epii doo gaa tigaa tai eteegi”).

2. Pengertian ‘G A I’ secara filosofis
Untuk mengerti dan memahami pengertian “GAI” secara Filosofis, kita akan mencoba menggali nilai-nilai yang terkandung di dalam sebuah kalimat tua yang berasal dari para leluhur dan yang hinga kini masih dituturkan oleh para orang tua. Dengan mendalami kalimat tua tersebut, selanjutnya kita diharapkan dapat mulai memasuki ‘melalui pintu’ ke dalam bagunan filsafat suku bangsa Mee.
Bunyi dari kalimat tua tersebut adalah sebagai berikut:
Gai kou wouto ko : dilatar belakang gai
Mana muto ena ma beu : tiada satu pun ajaran termahal
Mana kato ena ma beu : tiada satu pun ajaran terlengkap
Mana kabo ena ma beu : tiada satu pun ajaran terpokok.
Tetapi sebelum menggali lebih jauh khazanah pengertian dan nilai-nilai yang terkandung dalam kalimat tua ini, alangkah bijaksana jika kita terlebih dahulu melihat aneka pengertian “GAI”, yang dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari masyarakat suku bangsa Mee.

Jumat, 14 Januari 2011

SETETES TAPI DARI HATI



Perjuangan kita


Cukup setetes


Tapi tulus


Dari pada melimpah tapi palsu


Tak perlu malu mengeluh


Bila dan sejauh butuh


Mengapa kita sampaikan hiasan imitasi.

By.Pedro Agapa

Kamis, 13 Januari 2011

LAPORAN PENGRUSAKAN MORAL DAN PENGORBANAN HAK MASYARAKAT PEMILIK TANAH ADAT UNTUK SETORAN APARAT KEPOLISIAN POLRES PANIAI DI ENOGOTADI/LOKASI 99 PENDU

I. PENDAHULUAN
Lokasi Pendulangan Emas Rakyat, berada di daerah Wilayah Hukum Pemerintahan Kampung Nomouwodide, Distrik Bogobaida Kabupaten Paniai Suku-suku yang dahulu mendiami sepanjang sungai terdiri dari beberapa etnis yang bahasanya pun berbeda sepanjang sungai dihuni oleh Suku Mee/Ekari. Suku Moni dan Wolani.
Daerah ini dahulu dibuka dengan pendekatan agama yaitu dengan pelayananan oleh Gereja KINGMI Papua, namun sejak tahun 2002, karena telah ditemukan cadangan butiran emas (alluvial gold) sehingga daerah ini telah menjadi terbuka bagi semua suku di Papua dan suku-suku lain di Indonesia. Kawasan penambangan (pendulangan) tradisional ini dikerjakan oleh masyarakat tanpa memalui suatu aturan (regulasi) yang jelas. Termasuk tidak adanya dasar hukum bagi kawasan penambangan masyarakat, maupun peraturan-peraturan daerah yang memiliki legitimasi. Sehingga situasi ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu dalam rangka mengambil keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa memperhatikan kewajiban kepada negara (pemerintah). Sangat disayangkan karena hal ini telah beralngsung cukup lama, namun seakan-akan terjadi kesan ”PEMBIARAN” oleh semua instansi terkait. Baik pemerintah daerah, pihak kepolisian, pihak otoritas perhubungan udara dan sebagainya.
Kondisi ringkas di lokasi pendulangan emas tradisional, adalah sebagai berikut:
Terdapat banyak kios yang dimiliki oleh pengusaha Bugis, Makasar. Dan juga beberapa orang Papua
Terdapat perempuan pelayan di karoake dan bilyard dengan istilah yang di kenal disana Mangker (pramuria) yang juga dapat memberikan pelayanan Sex kepada pelanggan.
Peredaran Minuman yang beralkohol berjenis, Mansion House, Cap Tikus (CT; istilah masyarakat setempat) yang dikirim melalui Helicopter dari Nabire dan diduga dalam jumlah kecil di bawa juga melalui darat.
Dalam rangka mencari butiran emas para pendulang membuat terowongan-terowongan yang dkenal dengan istilah Pantongan sedalam 5 meter dan sepanjang 30 - 70 meter
Kawasan pendulangan tradisional yang disebut 99 dan Baiya Biru terdapat Pos Polisi yang merupakan Satuan Pengamanan lokasi pendulangan emas untuk aparat keamanan, atau itu mungkin merupakan tempat yang disiapkan untuk terjadinya konflik atau kekerasan di belantara Papua, untuk kemudian melegalkan kehadiran militer disana dengan dalih pengamanan karena daerah tidak aman, padahal hanya sekedar mempercepat dan pengambilan secara ilegal kandungan emas disana.

II. URAIAN PENGRUSAKAN MORAL
Daerah pendulangan Emas disepanjang Sungai Kemabu/Degeuwo dapat di analogikan ’gula yang menarik semua semut untuk berdatangan’, kegiatan pendulangan telah ikut menghadirkan berbagai macam orang dengan berbagai kepentingannya, tetapi yang lebih menonjol adalah mereka datang untuk mencari penghasilan sebanyak-banyaknya dengan berbagai cara yang tidak benar secara ketentuan hukum, antara lain: mengedarkan dan menjual minuman beralkohol, membuka kios, rumah bordil (bar/prostisusi),
Terkait dengan usaha Pengrusakan Moral, jenis usaha yang dapat membuat pengrusakan moral antara lain adalah; peredaran MIRAS, Peredaran WANITA PENGHIBUR dan adanya bar, akan dipaparkan selanjutnya.

1. Peredaran MIRAS
Dalam kunjungan kami dari tanggal 11 sampai 14 April 2010, sejak kami menginjakan kaki di Helipad Ndeotadi 99 kami berjumpa dengan sekelompok masyarakat dalam keadaan mabuk mereka dalam jumlah yang cukup banyak, melihat kondisi tersebut kami meminta keterangan beberapa orang yang menurut kami dapat memberikan informasi yang akurat terkait dengan kebiasaan masyarakat dan pendulang serta pemasokan serta peredaran Minuman Beralkohol/MIRAS.
Dalam percakapan kami dengan orang yang kami meminta keterangannya di sebutkan bahwa, masyarakat pendulang baik Papua maupun Non Papua setelah memperoleh hasil kerja sering membeli dan mengkonsumsi minuman beralkohol/MIRAS walaupun harganya mahal tetapi tetap dibeli oleh para pendulang.
Kehadiran minuman beralkohol/miras juga merupakan sebuah rejeki bagi oknum aparat kepolisian, baik di KP3 Udara (POLSEK Bandara Nabire) maupun di Lokasi Pendulangan karena untuk setiap ada pemasokan minuman keras ada juga setoran setiap karton minuman yang dikirim yaitu; Rp. 500.000/karton, yang akan diterima oleh Pos (Pos Polisi baik di Nabire maupun Lokasi Pendulangan Emas), karena itu pemasokan dan peredaran minuman beralkohol/miras sangat bertumbuh dengan subur di daerah pendulangan emas Ndeotadi 99, tanpa ada penanganan dan penegasan dari aparat yang bertugas pada waktu itu.
Hal tersebut diperparah lagi dengan kebiasaan mengkonsumsi Minuman Beralkohol/MIRAS dari aparat kepolisian yang bertugas di POSPOL Ndeotadi 99, sehingga masyarakat mengkonsumsi MIRAS tanpa dilarang oleh petugas.
Perlu dipahami bahwa di Bandara Nabire terdapat penjagaan yang dilakukan oleh pihak kepolisian KP3 Udara dari Polres Nabire, dimana seharusnya peran dan fungsi keamanan pada kawasan tersebut adalah mutlak milik sekuriti bandara, namun pada pelaksanaan di lapangan pos yang diperuntukan bagi pihak kepolisisan yang berada di depan ternyata tidak cukup, hingga merambah kebagian pintu (gerbang) samping bandara. Sedangkan pengamanan yang dilakukan belum maksimal dalam mencegah tindakan penyelundupan beragam tidak kejahatan. Kegagalan tersebut dibuktikan dengan masih seringnya para pendemo, pengunjuk rasa memasuki kawasan steril ini bahkan mendekati posisi parkir pesawat. Dalam laporan ini kami lampirkan insiden yang dilaporkan oleh seorang pilot pesawat milik swasta (perhatikan lampiran).

2. Tempat Hiburan Karaoke dan Miras
Ibarat ada gula ada semut, kehadiran tempat hiburan berupa karoake telah juga menghadirkan minuman beralkohol, ditempat hiburan tersebut hasil pantauan kami tercatat terdapat 14 karoake yang ada di Lokasi Ndeotadi 99 yang masih aktif, sedikitnya sekitar 6 karaoke di wilayah Baiya Biru kegiatan di tempat hiburan tersebut berlangsung setiap saat baik siang maupun malam tergantung jika ada pendulang ingin menggunakan tempat karoake maka akan dikenakan tarif sewakan perjam sebesar Rp.1.500.000; untuk mengamankan kegiatan ini maka pengelola juga memberikan setoran bulanan kepada Pos (POSPOL 99) sebesar Rp.1.000.000,- dan dahulu ada juga setoran pertiga bulan sebagai balas jasa atas diterbitkanya Surat Ijin Keramaian dari POLRES Paniai. Dengan adanya dukungan pengamanan tersebut maka kegiatan ini berlangsung dengan lancar karena telah ada pemberian setoran kepada oknum petugas kepolisian tersebut. Hal ini tentu saja telah mengakibatkan celah bahkan penyelewengan bagi pendapatan daerah. Fungsi pengambilan pajak, maupun restribusi seharusnya dilakukan oleh pemerintah daerah melalui instansi terkait. Bukan oleh pihak keamanan.


3. Kehadiran Wanita Penghibur
Sejalan dengan adanya tempat hiburan tersebut pemilik juga tidak kehilangan akal untuk melengkapi pelayanan didalam tempat hiburan tersebut dengan mendatangkan wanita penghibur (pramuria) untuk dipekerjakan sebagai pelayan. Mereka ini sebagian didatangkan dari salah satu daerah di Sulawesi Utara dan terdapat juga yang berasal dari Jawa Barat melalui transportasi laut, diindikasikan para pengusaha yang mendatangkan mereka diminta untuk melaporkan kedatangan wanita penghibur ini kepada kantor Poilisi setempat guna di data dan diberikan kartu pengenal.
Pelayan wanita ini menurut istilah lokal disebut dengan ’mangker’ bekerja dengan dengan sistem kontrak selama 3 (tiga) bulan, setelah itu mereka yang sudah selesai bisa meninggalkan lokasi tetapi bagi yang mau melanjutkan berarti kontraknya diperpanjang, terkait juga dengan Mangker tamu bisa saja mengajak kawin para mangker dengan cara membayar kepada pengusaha yang mendatangkan sebesar Rp.10.000.000,- (Lih Surat POSPOL 99, lampiran).
Setoran yang diperoleh POSPOL setiap mendatangkan Mangker adalah Rp.300.000/orang, hal ini di duga sama juga diterima oleh oknum anggota POLSEK BANDARA Nabire
Para mangker juga menyediakan dirinya untuk melayani laki-laki dengan imbalan sekali melayani Rp.500.000,-
Menurut informasi yang kami dapat juga terjadi juga Sex bebas yang terselubung di lokasi pendulangan emas hal itu diperkuat juga adanya pembelian alat tes kehamilan di salah satu kios yang menjual obat-obatan di Ndeotadi 99.
Upaya komersialisasi perempuan dan perdagangan perempuan sangat jelas dapat dilihat dari aturan yang harus dilaksanakan oleh para mangker yang di buat pada tanggal 18 Mei 2009, yang bunyinya antara lain:

• Point 5 = Apabila anda ketahuan ataupun kedapatan berhubungan seks dengan laki-laki siapa saja anada dikenakan denda sebesar Rp.2.000.000,- di tambah dengan uang Flait sebesar Rp.2.500.000,- dan bagi laki-laki dikenakan denda sebesar Rp.4.000.000,- setelah itu anda di pulangkan.
• Point 6 = Apabila anda dikeluarkan dari tempat kerja anda pihak laki-laki harus membayar kepada BOS (Orang yang mendatangkan mereka) sebesar Rp.10.000.000,-.

Telah terjadi praktek (human trafficking) nyata-nyata tidak mendapat upaya tindakan hukum, seakan-akan terjadi pembiaran;
Hal ini jelas-jelas terdapat konspirasi pengrusakan moral, komersialisasi perempuan serta perdagangan perempuan antara pengusaha dengan oknum aparat kepolisian
Adapun alibi yang digunakan oleh para pendulang (pekerja tambang tradisional) mengatakan bahwa karena kegiatan penambangan sering kali dilakukan pada malam hari di daerah dingin(elevasi sekitar 2000 kaki dari permukaan laut), sehingga mereka mengkonsumsi minuman beralkohol guna melawan meningkatkan ketahanan tubuh dalam udara dingin. Juga menyangkut wanita penghibur ini dimungkinkan juga untuk mencegah tindakan pemerkosaan yang tidak pada tempatnya. Sehingga guna menyalurkan hasrat biologis para penambang inilah diperlukan kehadiran wanita-wanita tersebut. Padahal hal ini cukup bertentangan dengan keterangan yang kami peroleh, bahwasanya sering kali pemicu pertengkaran adalah tidak terkontrolnya tingkah laku masyarakat setempat apabila telah mengkonsumsi alkohol. Sehingga suatu persoalan sepele bisa berakhir dengan penyelesaian yang rumit dan berbuntut panjang. Yang mana hal ini turut juga dibenarkan oleh oknum petugas keamanan di lokasi-lokasi tersebut.

III. URAIAN PENGORBANAN HAK MASYARAKAT PEMILIK TANAH

Masyarakat pemilik tanah di daerah Ndeotadi 99 adalah masyarakat Suku Wolani, lokasi ini dibuka pada tahun 2006 dan telah terjadi pembayaran oleh Pengusaha Budiman HM kepada masyarakat Suku Wolani yaitu kepada Alm. Salmon Ematapa, Ibu Magai, dll. Dalam pekerjaannya pengusaha Budiman HM, memberikan kemudahan kepada Ibu Magai untuk membangun kios dan memberikan pantongan juga kepada Alm. Salmon Ematapa, untuk mengambil hasil emas dari pantongan tersebut. Awalnya lokasi ini ingin dikelola sendiri oleh Pengusaha Sdr.Budiman HM, tetapi akibat persaingan bisnis maka diduga ada pengusaha lain ikut membuat hadirnya pedagang dan pengusaha lain masuk ke lokasi 99, akhirnya tidak dapat dibendung banyak pedagang juga berdatangan ke lokasi ini, membuat Budiman HM memilih mengundurkan diri dari Lokasi 99, dan lokasi ini di jadikan sebagai Lokasi bebas.
Menurut keterangan yang kami peroleh pemilik tanah lokasi Ndeotadi 99 adalah Matias Nagapa dan Alm. Obaja Kegepe, namun dalam pembayaran lokasi selalu mereka tidak diperhitungkan tetapi mereka dikorbankan oleh saudaranya yang lain hanya karena asalnya sama dari Suku Wolani dan sesama lainnya, sehingga mereka hanya bisa menonton orang lain menjadi maju di tanah lahirnya/leluhurnya.
Dari pembicaraan kami dengan pemilik tanah Sdr.Matias Nagapa kami telah mendapatkan informasi bahwa dia biasanya menerima uang lokasi yang diambil oleh saudara-saudaranya, tetapi jumlahnya kecil tidak seperti yang seharusnya dia terima.

IV. LANGKAH STRATEGIS PENGORBANAN HAK PEMILIK TANAH
Pengorbanan Hak-Hak Pemilik Tanah Adat juga dilakukan, antara lain dengan cara antara lain:

1. Setoran Kepada Polisi
Dalam rangka memberikan pengamanan terhadap sebuah kegiatan atau daerah biasanya polisi menempatkan Pos Polisi disebuah tempat atau daerah, dengan alasan untuk mengantisipasi terjadinya kerawanan KAMTIBMAS, dalam rangka dan untuk itulah POLRES Paniai menempatkan 2 buah Pos Polisi di daerah Pendulangan Emas Kampung Nomouwodide, Distrik Bogobaida,Kabupaten Paniai yaitu: Ndeotadi 99 dan Baiya Biru.
Dalam pelaksanaan tugas mereka sangat tergantung oleh Pimpinan dari Pos Polisi tersebut, jika dia mempunyai moral yang baik maka tidak akan ada barang-barang yang dapat merusak moral dan juga jika Pimpinan tidak mempunyai kepentingan bisnis maka tidak akan ada setoran-setoran dari barang-barang yang dijual seperti: Minuman Beralkohol/MIRAS, Mangker, dan setoran-setoran dari Kios serta tempat hiburan kecuali Pimpinannya di POLRES menuntut mereka untuk menjalankan setoran untuk kepentingan pimpinannya, maka sebagai anak buahnya akan melaksanakan perintah tersebut.

Dari laporan yang kami terima dari masyarakat di daerah Ndeotadi 99. Saat kami berada disana pada tanggal 11 April sampai dengan 14 April 2010, pada waktu DANPOSPOL 99 di jabat oleh Sdr. Ridho selama 7 bulan tidak banyak MIRAS yang beredar di lokasi 99, tetapi sejak diganti banyak MIRAS, Mangker juga yang berdatangan ke sana, lebih parah ketika DANPOSPOL oleh seorang Anak Asli Papua yang pada tahun 2009, banyak MIRAS beredar, karoake plus tumbuh subur, para mangker banyak yang berdatangan kesana, yang mempunyai konsekuensi dari adanya ijin keramaian dari POLRES Paniai, yaitu adanya setoran-setoran antara lain:
• Miras = Rp. 500.000.-/Karton
• Mangker = Rp. 300.000,-/orang/landing
• Kios = Rp. 500.000,-/Kios
• Karoake = Rp.1.000.000,-/Karoake
• Karoake = Rp. 3.000.000,-/Triwulan
• Uang Makan = Rp. 150.000,-/Minggu/Kios
Jumlah Kios
• Dahulu = 35 Kios
• Sekarang = 24 Kios
Jumlah Karoake
• Dahulu = 21 Karoake
• Sekarang = 12 Karoake
(Sedangkan di Baiya Biru sendiri dari sekitar 30 karaoke/bar sekarang yang aktif tidak lebih dari 10)
Menurut info salah seorang Pengusaha KAPOLRES Paniai mendapat setoran dari semua pengusaha kios dan tempat hiburan Rp.30.000.000.-/bulan
Sejak POSPOL Ndeotadi di tutup pada bulan January 2010, dan semua anggotanya di tarik, tetapi dua bulan yang lalu (Pada bulan Februari) datang seorang anggota POLRES Paniai untuk menagih setoran di Ndeotadi 99.
Pasca ditutupnya POSPOL Ndeotadi 99, setoran-setoran yang dahulu di terima oleh POSPOL Ndeotadi 99 saat ini diterima oleh Kepala Suku Tomi Tabuni dengan rincian sebagaai berikut:

• Miras = Rp. 500.000.-/Karton
• Mangker = Rp. 300.000,-/orang/landing
• Kios = Rp. 300.000,-/Kios
• Karoake = Rp. 300.000,-/Karoake

2. Tagihan Tokoh-tokoh Masyarakat
Pengetahuan masyarakat yang masih rendah itu juga dimanfaatkan oleh orang-orang yang selama ini mengaku sebagai Tokoh Masyarakat juga orang lain yang bukan berasal dari daerah Ndeotadi 99, hal itu dapat dibaca dengan jelas dengan gambaran di atas dan juga di akui oleh Kepala Suku Tomi Tabuni di Lokasi Ndeotadi 99, yaitu adanya tuntutan Pajak Bumi. Uang Dusun dan sebutan lain yang di pungut oleh beberapa orang di lokasi Ndeotadi 99 sejak di tetapkan sebagai lokasi bebas.
Lokasi 99 ini menjadi lokasi bebas juga telah memberikan peluang kepada masyarakat yang lain untuk meminta uang lokasi lagi kepada Pengusaha/Pedagang lainnya maka muncul juga tuntutan dari masyarakat antara lain oleh Alm.Salmon Ematapa yaitu adanya Pajak dusun terhadap 34 pengusaha selama 7 bulan sebulan Rp.3.000.000, sehingga diperkirakan Alm. Salmon Ematapa memperoleh uang sebesar Rp.300.000.000,- kemudian muncul juga tuntutan uang dusun kepada pengusaha/ pedagang, maka mereka juga mengumpulkan dana sebesar Rp 80.000.000,- dan uang itu diserahkan kepada Sdr. Maks Adii, Ibu Magai, Matias Nagapa dan dibagikan kepada semua pihak yang merasa berhak atas uang tersebut sehingga di bagi kepada Pihak yang survey, Pemilik Tanah, dan mereka juga membuat pernyataan untuk tidak akan menagih lagi uang lokasi kepada Pengusaha dan Pedagang. Namun sayang beberapa bulan kemudian muncul lagi tuntututan uang dusun dari Ibu Magai juga datang menagih, Masyarakat dusun 500.000/Kios 2 minggu lagi menagih pajak 500.000/Kios, sehingga diperkirakan Ibu Magai telah menerima uang lokasi sekitar Rp.40.000.000 sampai dengan Rp.50.000.000,-

Pasca ditutupnya POSPOL Ndeotadi 99, setoran-setoran yang dahulu di terima oleh POSPOL Ndeotadi 99 saat ini diterima oleh Kepala Suku Tomi Tabuni dengan rincian sebagaai berikut:
• Miras = Rp. 500.000.-/Karton
• Mangker = Rp. 300.000,-/orang/landing
• Kios = Rp. 300.000,-/Kios
• Karoake = Rp. 300.000,-/Karoake

Hal ini menunjukan bahwa ada kelompok suku lain dan juga sesama lain mengorbankan hak pemilik tanah untuk kepentingannya sendiri, sehingga kondisi ini jelaslah bahwa Pengusaha menjadi Sapi Perah dari oknum anggota POLRES Paniai dan Tokoh- tokoh Masyarakat.

V. PENUTUP
Mengakhiri laporan ini, perlu kami sampaikan beberapa kesimpulan antara lain :
1. Terjadi Pengrusakan Moral yang sistematis yang melibatkan juga oknum anggota POLRES Paniai dengan adanya pemberian ijin keramaian yang berlabel Restaurant kepada Pengusaha di Ndeotadi 99 dan pengusaha dengan adanya Peredaran MIRAS dan
2. Adanya Perempuan Mangker yang sangat terkait juga dengan Ekploitasi Perempuan dan Perdagangan Perempuan di atur dengan adanya Aturan yang dikeluarkan oleh POSPOL POLRES Paniai di Ndeotadi 99
3. Masyarakat lain belum memahami benar akan siapa yang paling berhak atas hak kepemilikan tanah, tidak adanya pengakuan yang adil terhadap pemilik tanah dan juga pengusaha menjadi Sapi Perah dari Oknum anggota POLRES dan beberapa Tokoh Masyarakat.
4. Masyarakat Pemilik Tanah selama ini hanya sebagai Gambaran yang dijual oleh Pihak-pihak tertentu untuk kepentingannya sendiri, bukan untuk kepentingan pemilik tanah,
5. Semua setoran yang diterima oleh pihak POLRES Paniai dengan dalih apapuan harus segera di hentikan dan Pengusaha haruslah memberikan kepada Pemilik Tanah.
6. Belum adanya ketegasan/ political will dari pemerintah yang dapat melindungi kepentingan masyarakat sehingga sumber daya agraria tidak dapat di kuasai oleh pendatang dan aparat militer.
7. Perlunya LAW END FORCEMENT kepada pelaku tindakan pelanggaran hukum, baik oleh aparan maupun masyarakat.

Berdasarkan beberapa kesimpulan tersebut diatas maka rekomendasi yang dapat di berikan adalah :
1. Hentikan semua Pengiriman MIRAS dan PERDAGANGAN WANITA di semua Lokasi Pendulangan Emas, dan untuk itu di BANDARA Nabire perlu ditertibkan pengaturan menyangkut keselamatan penumpang (helipad pada lokasi penambangan masyarakat sangat tidak aman) , juga keselamatan aset penerbangan dan penempatan Tim dari Masyarakat yang bertugas melakukan Inspeksi dan Pengawasan terhadap orang dan barang yang dikirim ke Lokasi pendulangan Emas.
2. Pembuatan PERDA oleh pemerintah setempat agar terdapat tugas dan tanggung jawab yang sama dan konsisten.
3. Perusahaan Penerbangan Helicopter yang beroperasi ke lokasi pendulangan emas haruslah menerima pemuda asal daerah pendulangan emas sebagai karyawan di helicopter tersebut.
4. Para pengusaha harus segera membuat Kesepakatan yang saling menguntungkan dengan Pemilik Tanah yang benar-benar berhak di Lokasi Pendulangan yang disaksikan oleh semua pihak di fasilitasi oleh Dewan Adat Daerah Paniyai.
5. Segera dilakukan penarikan terhadap aparat keamanan baik yang secara aktif maupun tidak melakukan pengamanan ataupun pengambilan emas dilokasi pendulangan kepada kesatuannya dan ditindak sesuai hukum yang berlaku.
6. Segera dibentuk Badan pengawasan pendulangan emas.

KEDAMAIAN HATI ADALAH KEDAMAIAN SEJATI

By. M. Soleman Tekege,

Seorang Raja mengadakan sayembara dan akan
memberi hadiah yang melimpah kepada siapa saja yang bisa melukis
tentang kedamaian. Ada banyak seniman dan pelukis berusaha keras
untuk memenagkan lomba tersebut. Sang Raja berkeliling
melihat-lihat hasil karya mereka. Hanya ada dua buah lukisan yang
benar-benar paling disukainya. Tapi, sang Raja harus memilih satu
diantara keduanya.

Lukisan pertama menggambarkan sebuah telaga yang tenang.
Permukaan telaga yang itu bagaikan cermin sempurna yang
mematulkan kedamaian gunung-
gunung yang tenang menjulang mengitarinya. Di atasnya terpampang
langit biru dengan awan putih berarak-
arak. Semua yang mandang lukisan ini akan
berpendapat, inilah lukisan terbaik mengenai kedamaian.

Lukisan kedua menggambarkan pegunungan juga. Namun tampak kasar dan gundul.
Di atasnya terlukis langit yang gelap dan merah menandakan
turunnya hujan badai, sedangkan tampak kilat menyambar-nyambar
liar. Disisi gunung ada air terjun deras yang berbuih-buih, sama
sekali tidak menampakkan ketenangan dan kedamaian. Tapi, sang
raja melihat sesuatu yang menarik, Di balik air terjun itu tumbuh
semak-semak kecil diatas sela-sela batu. Didalam semak-semak itu
seekor induk burung pipit meletakkan sarangnya.
Jadi,ditengah-tengah riuh rendahnya air terjun, seekor induk
Pipit sedang mengerami telurnya dengan damai. Benar-benar damai.

Lukisan manakah yang memenangkan lomba?
Sang Raja memilih lukisan nomor dua.

Tahukah Anda mengapa?
karena jawab sang Raja,
"Kedamaian bukan berarti Anda harus berada di tempat yang tanpa
keributan, kesulitan atau pekerjaan yang keras dan sibuk.
Kedamaian adalah hati yang tenang dan damai, meski Anda berada di
tengah-tengah keributan luar biasa."

"Kedamaian hati adalah kedamaian sejati."

PERJALANAN YANG PENUH AIR MATA

Awal sebuah perjalanan penuh tantangan bahkan air mata, ketika kaki berjejak di pinggiran keramaian kota, segalahnya seolah baru & luar biasa.Hari-hari terus berjalan, lambat laun mulai terasa akan pedisnya kehidupan dipinggiran kota. Makan sepiring saja sudah tak berdaya, diri mencoba membangunkan diri untuk tetap kuat menghadapi panasnya arus kehidupan.

Ketika kepala menunduk baru tau & mengerti akan kehidupan, bahwa hidup ini tidak semudah membalikkan telapak tangan, hal yang selalu membuat mata ini selalu berlinang air mata adalah ketika makan sesendok saja tidak ada, uang pun sering tidak ada....hati bertanya kepada siapa hidup ini diaduhkan......air mata terus berlinang.....teringat sejenak & tersentak berkata ada sahabat-sahabat disana mungkin ada setetes air yang mungkin akan melegahkan lidah & kerongkongan.

Memang sangat berat hidup ini tetapi itulah suatu perjuangan yang harus diperjuangkan setiap waktu, selama masih ada matahari. Jangan pernah ada kata menyerah dalam kehidupan maju & maju terus sebab segala derita & air mata akan ada balasan yaitu sorak-sorai...yang tetap menjadi bagianmu dan yang tidak akan diambil atau dirampas oleh siapapun.

*Ungkapan Kalbu*
(By. M. Soleman Tekege)

DIALOG RASIO DAN HATI

(Tentang Ungkapan Perasaan Hati)

Rasio berkata “ kenapa kau laukan itu hati?”
“entahlah, hanya itu yang ingin aku katakan” jawab hati.
“apakah aku terlalu ….Egois, emosi atau agresif”,
Lanjut hati.
“sudahlah, mungkin aku yang salah ?,
Aku tidak bisa memantaumu”, lanjut rasio.
“tidak rasio, aku terlalu memaksakan,
Seolah aku tak sadar dengan keadaanku.
Mungkin aku benar-benar lupa dan lalai,
Dan kau menganggapku konyol khan ?”
Kata hati panjang lebar.
“biarlah rasio, apa yang telah aku katakan
Aku yang akan menanggung akibatnya
Aku telah coba melakukan yag terbaik untukku
Walau harus menghancurkan diriku
Asal aku tidak melukakan orang lain
Aku akan tetap berbahagia.
Kau telah mengingatkanku rasio, terima kasih”
Hati menambahkan ungkapannya.
“hati, biarlah semuanya berjalan dengan relita
Mungkin kita harus bersikap sedikit bijak
Tidak usah terlalu berharap”Rasio menambahkan.
“aku setuju rasio” sahut hati.
Lalu keduanya terdiam seolah tidak ada pembicaraan lagi.
Dan begitulah sampai keduanya terlelap dalam tidur karena kelelahan.

Rabu, 12 Januari 2011

AKU & ENGKAU ADALAH SATU

Di tengah gemerlapan cahaya
Diantara tarian-tarian malam
Mereka terlena dan lupa
Atau sengaja lupa akan budaya bangasa

Tertutup oleh pesona luar
Yang bukan milik kita
Wahai ………..anak bangsa
Dengar……… dengarkanlah
Sisihkan hati untuk negeri ini

Cintailah budaya sendiri
Sebenarnya kita punya banyak pesona
Pesona yang dapat dibanggakan
Inilah budaya daerah, budaya bangsa

Wahai…….bangsaku
Bangunlah dari tidur lelapmu
Hapuskanlah dari mimpi-mimpi kosongmu

Berjuanglah !
Jangan biarkan budaya dicuri negeri orang
Ia butuh perhatian
‘tuk diperjuangkan dan dilestarikan
Agar tetap jadi milik bangsa

Bangsa yang besar
Bangsa papua

PERJALANAN HIDUP...!!!!!

Mampukah Aku

Waktu kamu berumur 1 tahun, dia menyuapi dan memandikanmu ... sebagai balasannya ... kau menangis sepanjang malam.

Waktu kamu berumur 2 tahun, dia mengajarimu bagaimana cara berjalan .. sebagai balasannya ... kamu kabur waktu dia memanggilmu

Waktu kamu berumur 3 tahun, dia memasak semua makananmu dengan kasih sayang ... sebagai balasannya ... kamu buang piring berisi makananmu ke lantai

Waktu kamu berumur 4 tahun, dia memberimu pensil warna ... sebagai balasannya ... kamu corat coret tembok rumah dan meja makan

Waktu kamu berumur 5 tahun, dia membelikanmu baju-baju mahal dan indah..sebagai balasannya ... kamu memakainya bermain di kubangan lumpur

Waktu berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke sekolah ... sebagai balasannya ... kamu berteriak "tidak mau ...!"

Waktu berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola ... sebagai balasannya ..kamu melemparkan bola ke jendela tetangga

Waktu berumur 8 tahun, dia memberimu es krim ... sebagai dalasannya ..kamu tumpahkan dan mengotori seluruh bajumu

Waktu kamu berumur 9 tahun, dia membayar mahal untuk kursus-kursusmu ..sebagai balasannya ... kamu sering bolos dan sama sekali tidak mau belajar

Waktu kamu berumur 10 tahun, dia mengantarmu kemana saja, dari kolam renang sampai pesta ulang tahun ... sebagai balasannya ... kamu melompat
keluar mobil tanpa memberi salam

Waktu kamu berumur 11 tahun, dia mengantar kamu dan temen-temen kamu kebioskop ... sebagai balasannya ... kamu minta dia duduk di barisan lain

Waktu kamu berumur 12 tahun, dia melarangmu melihat acara tv khusus untuk orang dewasa ... sebagai balasannya ... kamu tunggu sampai dia keluar rumah

Waktu kamu berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut karena sudah waktunya ..sebagai balasannya.. kamu bilang dia tidak tahu mode

Waktu kamu berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk kemahmu selama liburan ... sebagai balasannya ... kamu nggak pernah menelponnya.

Waktu kamu berumur 15 tahun, pulang kerja dia ingin memelukmu ...
sebagai balasannya ... kamu kunci pintu kamarmu

Waktu kamu berumur 16 tahun, dia mengajari kamu mengemudi mobil ...sebagai balasannya ... kamu pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpamempedulikan kepentingannya

Waktu kamu berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telpon yang penting .. sebagai balasannya ... kamu pakai telpon nonstop semalaman

waktu kamu berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kamu lulus SMA.. sebagai balasannya ... kamu berpesta dengan teman-temanmu sampai pagi

Waktu kamu berumur 19 tahun, dia membayar semua kuliahmu dan mengantarmu
ke kampus pada hari pertama ... sebagai balasannya ... kamu minta diturunkan jauh dari pintu gerbang biar tidak malu sama temen-temen.

Waktu kamu berumur 20 tahun, dia bertanya "Darimana saja seharian ini?".. sebagai balasannya ... kamu menjawab "Ah, cerewet amat sih, ingin tahu urusan orang."

Waktu kamu berumur 21 tahun, dia menyarankanmu satu pekerjaan bagus untuk karier masa depanmu ... sebagai balasannya ... kamu bilang "Aku nggak mau seperti kamu."

Waktu kamu berumur 22 tahun, dia memelukmu dan haru waktu kamu lulus
perguruan tinggi . sebagai balasanmu ... kamu nanya kapan kamu bisa main ke luar negeri

Waktu kamu berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah
barumu ... sebagai balasannya ... kamu cerita ke temanmu betapa jeleknya furniture itu.

Waktu kamu berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya
tentang rencana di masa depan ... sebagai balasannya ... kamu mengeluh
"Aduh gimana sih kok bertanya seperti itu."

Waktu kamu berumur 25 tahun, dia membantumu membiayai pernikahanmu ..
sebagai balasannya ... kamu pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km

Waktu kamu berumur 30 tahun, dia memberimu nasehat bagaimana merawat
bayimu ... sebagai balasannya ... kamu katakan "Sekarang jamannya sudah beda."

Waktu kamu berumur 40 tahun, dia menelponmu untuk memberitahu pesta salah
satu saudara dekatmu ... sebagai balasannya kamu jawab "Aku sibuk sekali,
nggak ada waktu."

Waktu kamu berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan ehingga memerlukan perawatanmu ... sebagai balasannya ... kamu baca tentang pengaruh negatif orang tua yang numpang tinggal di rumah anaknya dan hingga SUATU HARI, dia meninggal dengan tenang ... dan tiba-tiba kamu teringat semua yang belum pernah kamu lakukan, ... dan itu menghantam HATIMU bagaikan pukulan godam

MAKA, JIKA ORANGTUAMU MASIH ADA ..
BERIKANLAH KASIH SAYANG DAN PERHATIAN LEBIH DARI YANG PERNAH KAMU BERIKAN SELAMA INI. JIKA ORANG TUAMU SUDAH TIADA ... INGATLAH KASIH SAYANG DAN CINTANYA YANG TELAH DIBERIKANNYA DENGAN TULUS TANPA SYARAT KEPADAMU

Senin, 10 Januari 2011

KRONOLOGIS KASUS KEBAKARAN DI DISTRIK TINGGINAMBUT PUNCAKJAYA PAPUA


Tingginambut pada tanggal 28 Juli 2010, 30 personil militer TNI dari pos pertahanan mulai jalan hingga dalam 1 hari bermalam di salah satu gunung di tingginambut mau masuk di kampung…………. Dan hari berikutnya masuk tiba di kampung……………..pada pukul 14: 00. Militer TNI dengan siaga 1 sembunyi di bagian belakang rumah dengan tujuan untuk serang dan berdasarkan denagn alasan stigma separatis TPN-OPM. Pada saat itu masyarakat sedang memasak makanan, kemudian ada satu warga yang keluar menemukan militer TNI yang bersembunyi siaga 1 ini, dan ia pergi beritahukan kepada semua warga kampung itu maka, masyarakat ditinggalkan makanan yang sedang masak dan semua alat-alat yang ada di rumah-rumah honai, dan juga yang ada di Grereja semua ditinggalkan dan masyarakat melarikan diri ke hutan sekitang pukul 14: 30.

Begitu masyarakat melarikkan diri ke hutan dan berteriak, sedangkan militer TNI langsung melakukan pembakaran 13 rumah honai dengan 1 gedung Gereja GIDI maka, TPN-OPM pimpinan Goliath Tabuni mendengar warga berteriak karena rumah terbakar oleh militer TNI maka, TPN-OPM Pimpinan Goliath Tabuni dengan melihat kebakaran itu datang melakukan perlawanan dengan militer TNI sampai perang tersbut berhenti pada pukul 10 malam. Karena akibat penyerangan ini semua masyarakat dari kampung……………mengungsi ke hutan bermalam 1 hari.

Masyarakat kampung ………….. mereka merencanakan mau bangun gedung gereja baru dan kegiatan tersebut sedang dijalankan, namun semua persiapan bahan bangunan yang ada di dalam gereja itu dibakar habis oleh militer TNI, yang telah dibakar adalah; 2 sengsor, 1 geregaji tangan, bensin 1 drom, 12 buku Alkitab, paku-paku persiapan, kaca, seng alumni puluhan lembar, kayu 6 kubik dan uang Rp: 27000.000 (dua puluh tujuh juta). Militer TNI yang telah dibakar hanguskan semua barang yang disebutkan diatas ini yang ada dalam gedung Gereja.

Kerugian dalam kebakaran 13 rumah honai adalah; semua peralatan masak atau alat-alat dapur dari 13 rumah honai ini tidak 1 pun yang dibawah keluar dibakar habis, pakean alat tidur, parang dan kapak dari 13 rumah honai semua dibakar habis oleh militer TNI.

BY YASONS SAMBOM

West Papua Human Rights Activist

Kamis, 06 Januari 2011

STRATEGI OPERASI UNTUK BARANG DAN JASA

BAB I

PENDAHULUAN


Dalam upaya manajemen operasi yang efektif harus mempunyai misi dan strategi

sehingga tahu kemana harus melangkah dan tahu bagaimana sampai disana. Keberhasilan

ekonomi dan kelangsungan hidup suatu perusahaan, adalah hasil dari mengidentifikasi

misi untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan.kebutuhan dan keinginan

pelanggan sangat beragam, dari produk-produk berwujud (ban yang aman tanpa cacat),

hingga produk estetika (garis warna dan karya seni diruang tunggu dokter agar pasien

merasa nyaman), dan psikologis (sambutan bersahabat dari pramuniaga ketika diminta

bantuannya).

Yang jelas strategi setiap perusahaan berbeda-beda.strategi dibangun dibawah

baying-bayang tantangan dan peluang dalam lingkungan, dan kekuatan kelemahan

organisasi. Akhirnya, setiap strategi adalah sebuah upaya untuk menjawab perntanyaan

penting bagi seluruh perusahaan .

TUJUAN

Tujuan dan manfaat dari penulisan makalah ini adalah :

Mengidentifikasi atau Mendefinisikan :

1) Misi

2) Strategi

3) Sepuluh keputusan MO

Mendeskripsikan atau Menjelaskan :

Pendekatan-pendekatan spesifik yang digunakan oleh MO untuk mencapai konsep

strategik.


BAB II


I. Mengidentifikasi Misi Dan strategi

Misi

Untuk mendefinisikan misi organisasi sebagai sasaranya, apa yang akan perusahaan

sumbangkan untuk masyarakat.pernyataan ini memberikan batasan dan fokus untuk organisasi

dan konsep yang akan menjadi landasan organisasi untuk bergerak.misi menyatakan latar. Misi

menyatakan latar-belakang keberadaan organisasi. Mengembangkan strategi yang baik adalah

sulit, tapi akan jauh lebih mudah jika misi sudah didefinisikan dengan baik. Misi juga dianggap

sebagi inti strategi apa yang ingin dicapai strategi. Setelah misi organisasi ditetapkan, masing-

masing bidang fungsional dalam perusahaan menetapkan misi pendukungnya. Yang dimksu

´bidang fungsionalµ adalah bidang yang dibtuhkan oleh perusahaan, seperti :marketing,

keuangan/akuntansi, dan produksi/operasi.

Strategi

Bila misi sudah ditetapkan,strategi dan penerapanya bisa dimulai. Strategi adalah

rencana aksi organisasi untuk mencapai misi. Setiap bidang fungsional memiliki strategi untuk

mencapai misinya. Michael porter menegaskan bahwa perusahaan mencapai misi dalam tiga

cara konseptual : (1) diferensiasi, (2)kepeloporan biaya, (3)respon yang cepat. Atau dengan kata

lain, pelanggan menginginkan barang dan jasa yang: (1) lebih baik atau setidaknya berbeda, (2)

lebih murah, dan (3)lebih cepat. Manajer-manajer operasi menerjemahkan kon sep- kon sep strategik

ini menjadi tugas-tugas berwujud yang harus dituntaskan.

II. Keputusan Manajemen Operasi

Dife rensiasi, kepelopo ran biaya , dan tanggapan yang cepat paling baik dicapai apabila

manaje r ope rasi membuat keputusan yang efektif be rdasa rkan sepuluh bidang penga ruh. Inilah

yang dikenal dengan keputusan-keputusan operasi. Sepuluh keputusan manajeman ope rasi

yang mendukung misi dan mene rapkan st rategi adalah :

1. Mutu, ha rapan mutu pelanggan ha rus ditentukan dan kebijakan dan p rosedu r dibangun

untuk mengidentifikasi se rta mencapai mutu yang ditetapkan.

2. D esain b arang dan jasa, me rancang ba rang dan jasa mendefinisikan sebagian besa r

p roses t ranfo rmasi.

3. D esain proses dan kapasitas, pilihan proses tersedia untuk produk barang dan

jasa.

4. Seleksi lokasi, keputusan lokasi fasilitas baik untuk pe rusahaan manufaktu r maupun

jasa bisa menentukan kebe rhasilan pe rusahaan.

5. D esain-tata letak, kebutuhan kapasitas , tingkat pe rsonel, keputusan pembelian , dan

kebutuhan pe rsediaan mempenga ruhi tata-letak.

6 . Manusia dan system kerja, manusia adalah bagian integ ral dan mahal da ri desain

system total.

7. Manajemen dan rantai-pasokan , keputusan ini menentukan apa yang akan dibuat dan

apa yang mau dibeli.

8. Persediaan , keputusan pe rsediaan bisa dioptimalkan hanya bila keputusan pelanggan ,

pemasok , jadwal p roduksi, dan pe rencanaan SDM dipe rtimbangkan.

9. Penjadwalan , jadwal p roduksi yang layak dan efisien ha rus dikembangkan , pe rmintaan

te rhadap SDM dan fasilitas ha rus ditentukan dan dikendalikan.

10. Pemeliharaan , keputusan ha rus dibuat be rkaitan dengan tingkat pemeliha raan yang

diinginkan.

III. ISU -ISU STRATEGI OPERASI

Setelah pe rusahaan menetapkan misi, mengembangkan dan menetapkan st rategi te rtentu

menuntut manaje r ope rasi untuk mempe rtimbangkan sejumlah isu. Kita kaji isu-isu dalam tiga

ca ra yaitu :

y Riset, tentang strategi manajemen operasi yang efektif. Hal ini sebagai ukuran

keberhasilan, PIMS mampu mengidentifikasi beberapa karakteristik dari

perusahaan yang memiliki ROI yang tinggi. Diantara karakteristik yang

mempengaruhi keputusan MO strategic adalah :

a. mutu p roduk yang tinggi ( relative te rhadap pe rsaingan)

b. pemanfaatan kapasitas yang tinggi.

c. Efektifitas ope rasi yang tinggi ( rasio p roduktivitas peke rjaan yang diha rapkan

te rhadap aktualisasinya).

d. Intensitas investasi yang rendah (jumlah modal yang dibutuhkan untuk

menghasilkan dalam pejualan).

e. Biaya langsung pe r unit yang rendah ( relative te rhadap pe rsaingan).

y Prakond isi, ini untuk mengembangkan strategi MO yang efektif. Manajer operasi

perlu memahami prakondisi berikut :

1. Lingkungan seka rang dan yang sedang be rubah , yaitu kondisi ekonomi dan

teknologi dimana pe rusahaan be rusaha menetapkan st rateginya.

2. Pe rmintaan kompetitif

, yang menuntut manaje r ope rasi mengidentifikasi pa ra

pesaing sekaligus kekuatan dan kelemahan me reka sendiri.

3. Mengetahui st rategi pe rsaingan , sehingga fungsi ope rasi bisa dirancang dan

dite rapkan untuk mendukung st rategi.

4. Dau r-hidup p roduk , yang menunjuk akan sepe rti apa st rategi ope rasi nanti.

Manaje r ope rasi ha rus mengidentifikasi posisi setiap p roduk dalam dau r-hidup

p roduknya.

y D inam ika, untuk pengembangan strategi MO. Strategi berubah karena dua alasan,

pertama strategi bersifat dinamis karena perubahan dalam organisasi. Semua

bidang dalam perusahaan bisa berubah, perubahn strategi terjadi dalam berbagai

bidang termasuk pembelian, keuangan, teknologi, usia produk. Kedua, strategi

adalah dinamis karena perubahan dalam lingkungan .

IV. PENERAPAN STRATEGI

Pe rusahaan-pe rusahaan mengevaluasi kekuatan dan kelemahanya sebagaimana peluang

dan tantangan da ri lingkunganya. Kemudian me reka memposisikan diri me reka sendiri melalui

keputusan-keputusan me reka untuk memiliki keunggulan be rsaing. Gagasanya adalah untuk

memaksimalkan peluang dan meminimalkan tantangan.

Mengidentifikasi Tugas-tugas Penting

Ka rena tidak ada pe rusahaan yang melakukan segalanya dengan baik , pene rapan st rategi

yang be rhasil membutuhkan identifikasi tugas-tugas penting untuk mencapai sukses. Tugas-tugas

penting pe rlu diseleksi tidak hanya untuk mencapai misi, tetapi juga mempe rtimbangkan

kekuatan inte rnal pe rusahaan. Sebagian besa r pe rusahaan mengembangkan kompetensi unik

yang membuat me reka mampu be rsaing dengan sukses dan mencapai posisinya saat ini.

Membangun dan Mengisi Organisasi

Tugas manaje r ope rasi adalah p roses tiga tahap. Sekali st rategi dikembangkan , tahap

kedua adalah mengelompokkan aktivitas kedalam st ruktu r o rganisasi. Tahap ketiga adalah

mengisinya dengan pe rsonel yang akan melaksanakan peke rjaan. Manaje r beke rja sama dengan

para bawahannya untuk menyusun rencana , angga ran , dan p rog ram yang akan mene rapkan

st rategi untuk mencapai misi dengan sukses. Manaje r ope rasi membe rikan sa rana yang

mengubah input menjadi output. T ransfo rmasi mungkin dalam bentuk penyimpanan ,

t ranspo rtasi, manufaktu r, penyeba ran , info rmasi, dan pemanfaatan p roduk dan jasa. Tugas

manaje r ope rasi adalah mene rapkan st rategi MO yang kan meningkatkan p roduktivitas system

t ransfo rmasi dan membe rikan keunggulan be rsaing. Untuk menjamin kont ribusi MO maksimum

te rhadap o rganisasi, depa retemen ope rasi pe rlu memfokuskan diri pada tugas-tugas penting yang

dianggap k ritis bagi kebe rhasilanya.

NASIONAL


KabarIndonesia - Operasi Trikora atau disebut juga Operasi Pembebasan Papua adalah konflik terbuka Indonesia-Belanda untuk memperebutkan Papua Barat. Konflik itu berlangsung singkat, yakni dua tahun (tahun 1961-1963). Konflik ini terjadi 17 tahun setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya.

Presiden Soekarno membentuk Komando Mandala Pembebasan Irian Barat pada tanggal 2 Januari 1962, berkedudukan di Makassar dengan Panglima Komando Brigadir Jenderal Soeharto. Langkah pertama yang dilakukan adalah merealisasikan tuntuntan TRIKORA atau Tri Komando Rakyat. Operasi Trikora adalah sebuah operasi rahasia yang dijalankan untuk menyusupkan sukarelawan ke Papua bagian barat. Walaupun Trikora telah dikeluarkan, namun misi itu dilaksanakan sendiri-sendiri dalam misi tertentu dan bukan dalam sekali waktu operasi. Hampir semua kekuatan yang dilibatkan dalam Operasi Trikora sama sekali belum siap, bahkan semua kekuatan udara masih tetap di Pulau Jawa. TNI AD kemudian melakukan penyusupan sukarelawan, dengan meminta bantuan TNI Angkatan Laut untuk mengangkut pasukannya menuju pantai Papua bagian barat, dan juga meminta bantuan TNI Angkatan Udara untuk mengirim 2 pesawat Hercules. Pesawat tersebut dimaksudkan untuk mengangkut pasukan menuju target yang ditentukan oleh TNI AL. Misi itu sangat rahasia, sehingga hanya ada beberapa petinggi di markas besar TNI AU yang mengetahui tentang misi ini. Walaupun misi ini sebenarnya tidaklah rumit, TNI AU hanya bertugas untuk mengangkut pasukan dengan pesawat Hercules, hal lainnya tidak menjadi tanggung jawab TNI AU. Beberapa RTP Brimob ini digelar di pulau Ambon sebagai persiapan menyerbu ke Papua bagian barat. Sementara itu Resimen Pelopor (unit parakomando Brimob) yang dipimpin Anton Soedjarwo disiagakan di Pulau Gorom. Satu tim Menpor kemudian berhasil menyusup ke Papua bagian barat melalui laut dengan mendarat di Fakfak. Tim Menpor ini terus masuk jauh ke pedalaman Papua bagian barat melakukan sabotase dan penghancuran objek-objek vital milik Belanda. Pada tanggal 12 Januari 1962, pasukan berhasil didaratkan di Letfuan, Maluku Tenggara. Pesawat Hercules kembali ke pangkalan. Namun, pada tanggal 18 Januari 1962, pimpinan angkatan lain melapor ke Soekarno bahwa karena tidak ada perlindungan dari TNI AU, sebuah operasi menjadi gagal.

Ada pelbagai upaya lain perebutan Papua dari tangan koloni Belanda, termasuk hingga gugurnya Yos Soedarso di laut Arafura. Tetapi Konflik Indonesia-Belanda atas Papua kemudian, diselesaikan dengan Kesepakatan New York, tgl 15 Agustus 1962. Tampaknya ada dua sikap menghadapi Kesepakatan New York yang antara lain mendorong refrendum di Tanah Papua, tetapi Presiden Soekarno tampaknya tidak dalam pandangan dan semangat New York, dan menghendaki tanah Irian kembali RI tanpa syarat. Belanda tidak mendapat dukungan dari AS untuk tetap mempertahankan Papua. Setidaknya Amerika bersikap netral ketika itu, karena kekhawatiran akan infiltrasi Komunisme masuk ke Indonesia.


Kandidat Veteran Sipil dan Tanda Jasa

Perjuangan Negara RI hingga tahun 1960-an tetap dalam perjuangan tiada henti. Masyarakat sipil Maluku Tenggara yang secara resmi dicantumkan namanya atau yang berjuang atas caranya, turut memberi kontribusi pada Operasi Trikora. Lapangan Letfuan, di pulau Kei Kecil, sebagai salah satu pangkalan militer untuk merebut Papua tetap, dioperasikan selama perjuangan kurang lebih 3 tahun itu. Karena itu, keterlibatan pria-wanita sipil dalam Operasi Mandala, tentulah berhak atas penghargaan lencana veteran, sekecil apa pun kontribusinya. Sikap minimalis yang mutlak perlu dijaga mutatis-mutandis, misalnya, operasi militer terhadap musuh negara (komunis, misalnya), bahkan mereka yang tak tercantum namanya atau terafiliasi dengan sebuah gerakan atau kelompok berhaluan kiri saja, akan dianggap bagian dari musuh itu.
Demi menghargai para kandidat veteran cadangan sipil dan yang telah ditetapkan sebgai Veteran, terpampang jelas dan terang, dan lebih dari patut mendapat penghargaan lencana veteran dan sekedar dana kehormatan. Sesuatu yang memiliki makna ekonomis teramat kecil, tetapi memiliki makna sosial, psikologis, dan terutama sosial-hankam-politik yang strategis bagi para pejuangnya.


Dasar Perjuangan Sipil dalam Spirit Huntington

Sekedar catatan terakhir, dari semangat bela-negara dan paradigma pertahanan dan fungsi Sipil-Militer, kita ingat karakter antitesa dari konsep Huntington tentang “non-political professional military” yang ini menempatkan aktor sipil (non-militer) sebagai abdi negara yang ditugaskan untuk mempertahankan negara tanpa berupaya untuk mengembangkan sejarah, ideologi, dan landasan moral dari evolusi negara.

Di lain pihak, Militer sebagai abdi negara mengembangkan misi teknis operasional berupa penggunaan kekuatanbersenjata untuk mempertahankan kedaulatan politik dan teritorial negara di bawah kendali otoritas politik sipil yang sah. Samuel P. Huntington, The Soldiers and the State: The Theory and Politics of Civil-Military Relations (Cambridge, Mass.: Belknap Press of Harvard Uniersity, 1957).

Tidak sedikit militer profesinal TNI telah jauh memahami dan menjalankan semangat yang disinyalir Huntington, tidak terkecuali dalam mengimplementasikan hal kecil, partispasi dan penghargaan terhadap para pejuang Sipil Operasi Trikora. Kita berharap dalam semangat dan pandangan yang sama para anggota cadangan Sipil Operasi Trikora, antara lain di Maluku Tenggara, tetap berharap bahwa realisasi proses gelar dan dana kehormatan, berjalan lebih cepat dan mulus, dan menghargai perjuangan Cadangan Sipil secara pantas. tidak terikat formalitas prosedur yang berlebihan, dan menyisakan sejumlah calon Veteran yang ditimpuk dan ditumpuk beban pembuktian, bahwa mereka telah berjuang hingga ajal menjemput kebanyakan mereka. Karena sebagian temannya sudah menerima, meski dengan perjuangan yang sama, sebagian besarnya hanya bermimpi tentang Lencananya. Sesuatu yang mungkin sangat berarti bagi nelayaprn dan tani di Maluku Tenggara.

Abdul Rasyid Ohoimas, Ketua Kelompok Kandidat Veteran Dullah Laut, Tual, berharap adanya kebijakan lebih luas dari sekedar sejumlah Peraturan yang petunjuk pelaksanaannya tidak langsung jelas, hal tanda jasa.

“Kami berharap bahwa Cadangan Sipil yang menjadi bagian hak kami, tidak dipersulit dengan ketidak-jelasan aturan (maksudnya, kriteria) Jakarta!” Ujar Abdul Rasyid Ohoimas dan puluhan rekannya yang telah menunggu bersama rekannya hampir satu dekade. Kementerian Pertahanan akan terus dituntut mendengarkan mereka yang berkontribusi atas caranya. (*)

Disusun dari pelbagai sumber.
Foto: Soekarno-Soeharto lagi akrab - unduh google



Blog: http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/
Alamat ratron (surat elektronik): redaksi@kabarindonesia.com
Berita besar hari ini...!!! Kunjungi segera:
http://www.kabarindonesia.com//

SELAMAT TAHUN BARU 2011, SAUDARA-SAUDARI SE-BANGSA DAN SE-TANAH AIR PAPUA BARAT TERCINTA, BAIK DIDALAM NEGERI, MAUPUN DI TANAH PERANTAUAN.


Port Vila, 5 Januari 2011

Perjalanan Bangsa Israel dari Tanah Masir, Tanah Perbudakan menunju Tanah Perjanjian hanya dalam kurun waktu sekitar 40 tahun, sedangkan Rakyat Bangsa Papua Barat, karena ke-istimewaannya yang lebih keras dari pada Bangsa Israel, Tuhan harus menambah 10 tahun lagi menjadi 50 tahun,(setengah abad) TAHUN EMAS, pada tahun 2011 ini untuk bisa Tiba di KOTA EMAS.



Didalam Kitab Suci Alkitab, kita mengetahui, bahwa dalam Perjalanan menuju Tanah Perjanjian, Bangsa Israel harus berperang melawan Bangsa-Bangsa Kafir sepanjang Perjalanan, dan kita tahu, bahwa Bangsa Israel tidak pernah dikalahkan, karena Tuhan beserta dengan mereka. Berbeda dengan Perjalanan Rakyat Bangsa Papua Barat menuju “KORERI”, Tanah Perjanjian itu, yang telah setengah Abad diperangi oleh Bangsa Penjajah Kafir ini, sertã menjarah Hasil Kekayaan Tanah Papua Barat dan dibawahnya pergi, Bangsa Kafir yang menamakan dirinya Bangsa Ber”Ketuhanan Yang Maha Esah, tetapi melayakkan pembunuhan, Negara Pasar Silaf (sory Panca sila) yang selalu menembak orang Papua, tetapi mengatakan kena peluru nyazar, dan Negara Hukum, yang tidak tahu Hukum, hanya tahu menghukum Rakyat Bangsa Papua Barat yang tidak bersalah di negeri mereka sendiri, lewat pembantaian, penganiayaan, pemerkosaan dan pembunuhan didalam Jaman “YANG TIDAK ADA PERANG” ini, sertã mempraktekkan tingkat Diskriminasi terhadap Orang Asli Papua Barat yang sangat tinggi. Tetapi Bangsa Kafir ini juga lupa, bahwa Tuhan Pencipta Dunia dan Manusia, tidak akan pernah merelakan dia semena-mena menghabiskan Rakyat Bangsa Papua Barat, yang telah Ia ciptakan untuk menghuni bagian Bumi yang kaya raya didunia ini.

Saudara-Saudara se_bangsa Dan se-tanah Air Papua Barat yang Tuhan Allah Papua kasihi, sebagai Bangsa Bermartabat, bertahun-tahun, secara hormat kita telah meminta Hak Kemerdekaan kita untuk dikembalikan oleh Penjajah berdarah dingin yang tidak berperi-kemanusiaan ini, tetapi sebagai jawaban adalah peluru dan kita diburu terus seperti binatang buruan, kita dibantai dan dibunuh setiap hari. Perempuan kita yang mempunyai harga diri diperkosa dengan biadap dsb. Apakah kita akan tetap seperti ini terus atau tetap membiarkan diri kita diperlakukan terus seperti ini ? Tidak dapatkah kita temukan suatu cara pada tahun 2011 ini untuk mengakhiri perbudakan ini dan memperpoleh kembali hak Kemerdekaan kita, sebagai suatu Bangsa yang pernah Merdeka ?



Kami sangat mengharapkan tahun baru 2011 ini kita berhenti dengan saling menyerang sesama Pejuang, saling mengadu domba, saling menghina dan memfitnah, sehingga seluruh perhatian kita di fokuskan ke cara-cara yang lebih bermartabat, bagaimana kita bisa bersatu dan saling bekerjasama untuk bisa cepat sampai di Tanah Perjanjian yang sudah didambakan selama 50 tahun(setengah abad) itu. Kita tidak perlu mengklaim suatu negara sebagai lahan kerja, karena cara begini sangat kaku dan sangat menghambat kita dalam bergerak. Kita harus bekerjasama dan saling mendukung dalam gerak, apapun Komponen Perjuangan Saudara. (lihat gambar menaikkan bendera Papua Barat, The Morning Star, yang telah kami attached sebagai Symbol Persatuan dan Kerjasama, bahwa lewat persatuan dan kerjasama, mereka dapat menaikkan bendera itu)



Sebagai Usulan : Cara yang mungkin dapat kita tempuh pada tahun ini adalah : Daripada saling menyerang tanpa manfaat, tanpa pernah ada solusi penyelesaian, Bagaimana kalau para diplomat Bangsa Papua Barat diluar Negeri, yang resmi sampai dengan yang tidak resmi, dalam tahun ini dapat memprogramkan Rapat kerja untuk duduk bersama-sama secara berkala dan bergilir ( karena waktu sangat sempit 3 bulan sekali ), untuk membicarakan secara bersama-sama sebagai suatu Bangsa (bukan suatu Kelompok) yang ingin Merdeka, apa yang seharusnya dan harus kita buat, bagi tugas dan kewajiban, siapa kerja apa, dan dimana dsb. Sudah ada banyak Orang Papua Barat diluar Negeri, baik di Belanda, di Australia, di Inggris, di Amerika, di Swedia dan dinegara-negara lain didunia ini, apakah sebagai Pengungsi, Utusan Resmi Bangsa Papua Barat, atau karena pendidikan dan tugas-tugas lain. Yang penting sedang berada diluar negeri dan bisa merupakan aandeel dalam Rencana Program ini (kecuali yang bersangkutan tidak ingin melibatkan diri atau dilibatkan), upayakan untuk mengadakan pertemuan atau rapat kerja berkala antar para diplomat dan semua Komponen tersebut diatas sekali dalam 3 bulan atau 6 bulan dalam tahun ini. Tentu ini akan memerlukan biaya yang tidak sedikit, tetapi kalau ada kemauan, kami kira ada jalan. Pepatah mengatakan : ” KALAU ADA KEMAUAN, TENTU ADA JALAN “ Yang kami maksudkan secara bergilir, adalah misalnya 3 bulan atau 6 bulan, pertama kita adakan di Belanda (dimana Sdr.2 kita terbanyak ada disana), Saudara-saudara kita diBelanda menjadi Tuan Rumah Pertemuan, 3 bulan atau 6 bulan kedua, kita adakan di Australia (Saudara-saudara kita terbanyak kedua ada disini), Saudara-Saudara kita di Australia menjadi Tuan Rumah, 3 bulan ketiga di Inggris, Sdr. kita Benny Wenda dan teman-teman Free West Papua Campaign menjadi Tuan Rumah, dan 3 bulan terakhir di Amerika, Sdr. kita Otto Motte dan teman-teman lain menjadi penyelenggaranya. Jadi kalau sekali dalam 6 bulan, maka kita akan mengadakannya 2 kali, dan kita tentu akan menentukan dari Ke-empat Negara tersebut diatas tadi, Belanda dan Australia-dimana terdapat Orang-orang Papua terbanyak sebagai tempat Penyelenggara Kedua Rapat Kerja dimaksud. Kalau sekali dalam 3 bulan, maka kita akan memerlukan 4 kali pertemuan, dan kalau begitu, kita mulai dari Australia, Belanda, Inggris, dan terakhir di Amerika, sekaligus menyampaikan hasilnya di PBB di Amerika. Kita akan tetap mengundang Para Pemimpin Kolektif Papua Barat dalam Negeri, walaupun kita sudah tahu, bahwa situasi politik didalam negeri tentu tidak akan memungkinkan, tetapi paling sedikit kita yang sudah ada diluar negeri yang ada kemudahan-kemudahan dalam bergerak, harus sudah mulai pikirkan dari sekarang. Kita belum terlambat. Saya kira itu yang dapat saya usulkan untuk kita pikirkan dan pertimbangkan bersama untuk kerjakan tahun ini. Sebenarnya ini adalah strategi yang tidak perlu kita beberkan lewat internet, tetapi karena saya rasa tidak ada cara lain untuk menyampaikan usul ini kepada Saudara-Saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air Papua Barat tercinta, maka terpaksa saya sampaikan lewat internet. Tahun ini kalau boleh harus merupakan tahun Emas, dimana kita harus fokuskan perhatian kita pada atau ke “ PERTEMUAN ATAU RAPAT KERJA BANGSA PAPUA BARAT ”, walaupun rapat kerja Komponen Perjuangan itu perlu terus digalakkan untuk menggagaskan apa yang akan disampaikan dalam Pertemuan atau Rapat Kerja Bangsa Papua Barat tersebut diatas. Marilah kita bersalaman, berjabatan tangan menyampaikan : SELAMAT TAHUN BARU 2011, MAAF LAHIR BATHIN, APA YANG SUDAH LEWAT, BIARKAN LEWAT, LET US FORGIVE AND FORGET, MARILAH KITA BUKA LEMBARAN BARU UNTUK MENERUSKAN PERJUANGAN DENGAN CARA LAIN YANG MEMBUTUHKAN PERSATUAN DAN KERJASAMA BANGSA PAPUA BARAT dalam tahun Baru 2011 ini. Dengan Persatuan dan Kerjasama antar Semua Komponen Perjuangan, kita kuat dan dapat berbuat sesuatu yang dapat berguna bagi Seluruh Rakyat Bangsa Papua Barat yang walaupun menderita, tetapi berjuang dengan sungguh-sungguh, dengan jiwa raga, dan dengan apa yang ada pada diri mereka sampai dengan sekarang dan sedang menantikan dengan penuh harapan, apa yang kita, yang dianggap sebagai malaikat-malaikat penyelamat Bangsa dapat buat bagi mereka.



Usul yang kedua :

Kita bukan lagi bermain-main, mulai tahun ini kita harus bersungguh-sungguh bekerja sebagai Satu Bangsa yang ingin Merdeka. Oleh karena itu, Para Pemimipin Kolektif Papua didalam tubuh Konsensus Nasional Papua Barat, mulai sekarang memikirkan untuk merancang sebuah Kartu Identitas Diplomat Papua Barat yang Resmi, kemudian tanyakan Para Pimpinnan dari semua Komponen Perjuangan Papua Barat yang ada didalam tubuh Konsensus, siapa-siapa para diplomat diluar negeri yang ada didalam tubuh Komponen atau Organisasi Perjuangan tersebut, yang sudah ditunjuk oleh Komponen atau Organisasi yang bersangkutan, dan perlu diberikan Kartu Identitas Diplomat Resmi Papua Barat, sehingga kita tidak mengambang dalam melobby tanpa dasar atau pegangan. Ini juga perlu untuk mempertegas tugas, sehingga tidak saling mengklaim, tetapi kita bekerja atas tugas yang dibebankan, yang harus setiap Diplomat amankan, laksanakan dan pertanggung-jawabkan. Kalau boleh kita sekarang berpikir dan bekerja secara Bangsa dan Negara, bukan lagi sebagai perorangan atau komponen.



Ini hanya sebagai Usul saja, disetujui atau tidak, atau apakah ada implementasinya lebih lanjut, sepenuhnya terserah kepada Saudara-Saudara sekalian, terutama Para Pemimpin Perjuangan Papua Barat (bukan Pempimpin Papua bureaucrat Indonesia), walaupun menurut saya sendiri, itu yang dapat kita lakukan tahun ini, jangan lagi egoisme dan ke-“aku”an- yang dimunculkan, jangan lagi klaim-mengklaim dengan menyebarkan segala maçam pembusukan, tetapi mari kita bersatu padu dan bekerjasama dalam Perjuangan Bangsa Papua Barat untuk bisa cepat tiba di Kota Emas yang sudah lama kita dambakan. Ingat tahun ini adalah Tahun Emas bagi Bangsa Papua Barat dan Perjuangannya untuk dapat sampai di Kota Emas, KORERI BAKA ( Jerusalem Baka bagi Bangsa Israel ) Jangan lagi menambah tahun-tahun baru kedepan dengan membiarkan Tahun Emas ini berlalu dengan sia-sia, dijelajahi oleh mas-mas jawa-indonesia itu se-enaknya tetap berkeliaran di Tanah Emas Papua Barat ini, - TAHUN EMAS, KOTA EMAS, TANAH EMAS dan Mas-Mas itu artinya sangat berbeda. Mas yang ada E didepannya itu sangat bernilai tinggi, daripada Mas yang tidak pakai E didepannya, yang hanya adalah limbah tembaga yang dicampur dengan kertas pasir.



Saya kira untuk sementara itu yang dapat saya sampaikan memasuki Tahun Baru 2011 ini. Tuhan akan tetap menyertai kita menuju Akhir Tujuan, jika kita bersatu padu untuk bekerjsama menyelesaikan tugas dan kewajiban yang telah Ia letakkan dipundak kita masing-masing, sebagai Talenta, yang kelak Ia akan memintakan pertanggung-jawabannya. Yang pasti adalah, bahwa diantara banyaknya hari-hari yang masih akan datang itu, sudah ada SATU HARI YANG ISTIMEWA, HARI EMAS, yang sudah dipilih dan ditetapkan oleh Allah untuk menempati KOTA EMAS ITU, yaitu kemerdekaan Papua Barat, sesuai dengan Rencana, Waktu, KehendakNya, lebih dari itu sesuai dengan “JANJINYA”, bahwa kita akan TETAP TIBA DI “TANAH PERJANJIAN”. Oleh karena itu usul kami tersebut diatas kiranya dapat dipertimbangkan secara serius, sehingga hasil apapun yang akan kita peroleh adalah Hasil Kebersamaan dan Kerjasama secara Bangsa dan Negara, bukan lagi hasil klaim-klaim perorangan.



TUHAN MEMBERKATI KITA SEKALIAN DALAM TUGAS BERAT INI. IA BER JALAN DIDEPAN, DITENGAH DAN DIBELAKANG KITA. KITA AKAN TETAP SAMPAI PADA AKHIR PERJALANAN. SELAMAT BERJUANG. ONE PEOPLE ONE SOUL.



Syalom.



YANUS BUKORPIOPER – K.